Pengembangan Model untuk Aplikasi Pengendalian Persediaan Probabilistik Multi Item Single Supplier

Authors

  • Roland Y. H. Silitonga Institut Teknologi Harapan Bangsa
  • Meyelin Paskal Kawet Institut Teknologi Harapan Bangsa

DOI:

https://doi.org/10.61769/telematika.v12i1.158

Keywords:

Inventory, Probabilistic, Q back order model, Multi item, Tender

Abstract

The probabilistic inventory model is a state of inventory that has uncertainty, but its expected value, variance, and distribution patterns can be predicted. This model can be used to solve inventory problems in the fluctuating demand form. In a postal service provider, inventory shortage in a period can be fulfilled by making back order, so the cost is usually more expensive than regular order. The probabilistic inventory model used to solve the problem is Q back order by assuming that all types of goods in the company are independent. This model can be developed, because basically the goods in the service company are not mutually free but have one form of dependence which is supplier similarity. Based on that, the research was developed using multi item single supplier model by combining several kinds of goods in the procurement process through a tender to select the vendor that offers the cheapest price so it can minimize the purchasing cost and procurement cost, and minimize the total inventory cost. This model would be applied in software applications in order to make model’s performance easier to monitor.

Model persediaan probabilistik merupakan suatu keadaan persediaan yang memiliki ketidakpastian, namun nilai ekspektasi, variansi, dan pola distribusinya dapat diprediksi. Model ini dapat digunakan untuk menjawab permasalahan persediaan berupa jumlah permintaan yang fluktuatif. Di sebuah perusahaan jasa penyedia layanan pos, kekurangan persediaan pada suatu periode dapat dipenuhi dengan melakukan pemesanan darurat, sehingga biaya yang ditimbulkan biasanya lebih mahal dari pemesanan normal. Model persediaan probabilistik yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah Q back order dengan mengasumsikan bahwa semua jenis barang dalam perusahaan saling bebas. Model ini dapat dikembangkan, karena pada dasarnya barang di perusahaan jasa tidak saling bebas tetapi memiliki suatu bentuk ketergantungan berupa kesamaan supplier. Berdasarkan hal tersebut dilakukan pengembangan penelitian menggunakan model multi item single supplier, yaitu menggabungkan beberapa jenis barang dalam proses pengadaan melalui tender untuk memilih vendor yang menawarkan harga terendah, sehingga dapat meminimasi biaya pembelian dan biaya pengadaan, serta meminimasi total biaya persediaan. Model ini akan diterapkan dalam aplikasi perangkat lunak dengan tujuan agar kinerja model dapat dengan mudah dipantau.

References

S. N. Bahagia, Sistem Inventori, Bandung: Institut Teknologi Bandung, 2006.

Kinten, “Analisis pengendalian persediaan dalam upaya meningkatkan service level di gudang C kantor pusat PT Pos Indonesia,” Departemen Teknik Industri, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung, Jul. 2016.

A. A. Junia, “Perbandingan metode pengendalian persediaan bahan baku model probabilistik Q dan P dengan back order (studi kasus PT Pupuk Kujang Cikampek),” Departemen Teknik Industri, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung, Agt. 2015.

D. Maisarah, “Rancangan sistem persediaan bahan baku kertas menggunakan metode single item single supplier dan multi item single supplier (studi kasus di CV. Dwimuharam Putra),” Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional, Bandung, Agt. 2015.

C. D. Cania, “Model sistem persediaan probabilistik multi item dengan pendistribusian multi eselon dengan incremental discount,” Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional, Bandung, Agt. 2012.

(2017) SDLC on Tutorial Pont. [Online]. Available: https://www.tutorialspoint.com/sdlc/sdlc_overview.htm.

Downloads

Published

2017-10-03

Issue

Section

Articles